JURAGAN KAMBING

Pernah nonton film anak-anak yang judulnya Shaun the Sheep gak? Jujur gw belum pernah nonton film itu. Mungkin karena jam tayang film ini bertepatan sama jam kerja gw kali, jadi gw gak pernah sempet nonton film ini, apa lagi di kost gw emang gak disediaikan TV jadi mau bagaimana lagi. Tapi film itu bikin gw penasaran. Orang-orang yang udah pernah nonton bilang ke gw kalau film itu jelek, animasinya kaku, kaya film jejak rosul yang pake lilin itu loh. Justru pendapat orang-orang ini yang bikin gw heran kenapa film yang jelek dan kaku itu bisa menghasilkan uang buat gw.
Tahun ini kerjaan gw gak sebagus tahun kemaren, apalagi sejak salah satu pelanggan besar gw mutusin hubungan kerjanya. Omset yang di targetin gak pernah tercapai, sementara kebutuhan hidup gw di Jakarta sangat besar. Tapi dua bulan belakangan ini profit gw naik tajam, dan hasilnya di dominasi sama penjualan gambar Shaun the Sheep itu tadi. Padahal orang bilang filmnya jelek akan tetapi mengapa penjualannya bisa melebihi dari apa yang gw bayangkan? Bisa di bilang tahun ini gw jadi Juragan Kambing karena emang yang banyak gw jual tahun ini gambar kambing itu sendiri. Padahal masih banyak gambar lain yang potensial buat di jual seperti Mickey Mouse, Garfield, Snoopy, Superman, dll. Gw jadi inget tahun lalu, waktu kakak gw lagi butuh duit buat bayar wisudanya. Waktu itu yang lagi terkenal memang gambar spongebob. Sampai sampai dalam dua bulan gw bisa kumpulin duit 10 juta dari penjualan gambar spongbob itu. Waktu itu gw manggil kakak gw sarjana spongebob. Dia gak tau kenapa gw panggil dia begitu, tapi anak-anak HCD tau semua. Dan sekarang waktu gw butuh dana buat bangun rumah gw di kampung, Allah ngasih jalan terbaik buat gw. Hasil penjualan gambar shaun the sheep sangat membantu gw buat bangun rumah gw yang di Demak.Thanks Allah. Kau berikan jalan terbaik ketika hambaMu membutuhkannya.

Pantai Mutiara Sunsetnya Jakarta

Sore itu sepupu gw ngajak gw maen ke daerah Jakarta utara, dia bilang si di sana ada view laut yang indah dan gratis pula. Namanya Pantai Mutiara, sebuah komplek perumahan dengan view laut dan sunset yang benar-benar susah di cari di Jakarta. Sore itu sih gw ngikut aja, lumayanlah sekalian ngabuburit dan cuci mata. Lagian tempatnya juga gak jauh-jauh banget dari tempat kerja gw.

Sampai di sana gw liat tempatnya gak begitu rame, katagorinya sepi kalo di bandingin sama tempat-tempat wisata laut yang lain. Aneh juga, padahal untuk masuk ke tempat itu gak di pungut biaya serupiahpun alias gratis. Kata sepupu gw sih mungkin karena belum banyak yang tau tempat itu. Alas an yang masuk akal sih. Terbukti waktu gw upload foto gw di Facebook dang gw Tag ke beberapa temen gw, mereka belum ada yang tau kalo di Jakarta ada view sunset yang sebgus itu.

Hahaha dapet satu tempat lagi yang asyik, minimal buat mencurahkan ide-ide sampahku, setidaknya gw sadar ternyata isi Jakarta gak Cuma macet dan gedung-gedung bertingkat doank. Masih ada tempat-tempat yang bisa di gunakan untuk melepas lelah dan penat. Thank you deh buat sepupu gw Panji.

Awal Pelajaran

Awal pelajaranAWAL PELAJARAN

Gak tau kenapa saya mulai tertarik di dunia tulis menulis. Sebenarnya sudah sejak lama saya ingin menulis, tapi mungkin karena tidak punya ilmu yang memadai tentang tulisan membuat nyali saya menciut saat mencoba mengawali tulisan saya. Tapi itu dulu. Kemarin di akademi berbagi membahas sebuah tema tentang bagai mana menulis itu. Pembicaranya saya sendir kurang paham siapa dia? Akan tetapi kawan-kawan dari akademi berbagi bilang klo dia sering dan banyak menulis untuk media media besar di Indonesia. Kawan-kawan dari akber memanggilnya dengan Zein. Orangnya masih muda, klo boleh saya tebak umurnya sekitar 30 tahunan, tapi penampilannya seperti sebaya dengan saya. Mungkin arena selalu mengekpresikan emosinya dengan tulisan-tulisannya sehingga dia awet muda.

Di akber sore itu zein berbagi tips kepada kami, mulai bagaimana mengawali sebuah tulisan, karena dalam menulis yang paling susah itu adalah mengawalinya. Saya pun sudah membuktikannya, memang susah ternyata meluangkan pikiran dalam sebuat tulisan. Sepanjang  pelajaran sore itu saya perhatikan zein, tidak seperti pengajar-pengajar lainnya yang menggunakan slide demi slide agar para peserta mengarti. Zein berbicara tentang apa masalah yang dihadapi oleh para penulis, para peserta di suruh bertanya dan zien akan mencoba menjawabnya, mungkin itu sifat seorang seniman “gak bisa teratur dan gak disiplin” he…he…he… grutuku dalam hati. Walaupun demikian zein tetep berusahan berbagi ilmu dengan semua peserta. Zein mengajarkan para peserta untuk selalu menjaga intensitas penulisannya dengan tujuan agar ide dan imajinasi di kepala tetap berkembang, dia menyarankan bahwa tulisan tidak harus selesai saat itu juga. Mungkin suatu saat ide yang hebat kan muncul di saat emosi kita berbeda di hari yang berbeda juga. Zein juga menyarankan setiap peserta untuk memperbanyak membaca dengan tujuan untuk memperbanyak kosakata yang kita pelajari. Benar juga sih, saya selalu menggunakan kata galau untuk mendiskripsikan suasana hati saya, karena kata itu yang sering saya temui di timeline Twiter saya padahal masih banyak kata yang tepat untuk mewakili perasaan hati saya saat itu. Zien juga mengajarkan para peserta  untuk lebih sensitive terhadap lingkungan sekitar, agar kita dapat mengembangkan semua stimulus yang di tangkap pancaindra kita dan mengubahnya jadi ide-ide dahsyat. Dan dia juga mengajarkan kami untuk selalu berusaha mendiskripsikan semua  hal di sekitar kita.

Memang saat berbagi ilmu hari itu zein agak gugup, mungkin karena dia terbiasa mengungkapkan sesuatu dengan tulisan, tetapi saat ini dia di tuntut untuk berbicara. Itu tanda keadilan Allah, seseorang pasti memiliki kelebihan di bidang yang dia miliki dan belum tentu dia memiliki kelebihan seperti yang kita miliki. Thanks buat Zein udah berbagi ilmu, thanks juga buat Akademi berbagi. Mudah-mudahan pelajaran ini awal yang baik untuk saya, setidaknya saya bisa berkomunikasi dengan orang lain lewat tulisan-tulisan saya nantinya.